Gradasi di kala senja itu.



Semilir angin sejuk juga dingin ku rasakan di senja kala maghrib akan menjelang. Ujung jilbab ku bergerak kesana kemari mengikuti arah angin berlalu. Ujung bibirku tidak lelah untuk melawan gravitasi.
Ah, dingin. pas sekali aku tak pakai jaket hari itu. dengan mudahnya angin menerpa badanku.

Kendaraan beroda dua melaju lalu lalang cukup kencang menambah derasnya angin saat itu, sudah waktunya kembali beristirahat di rumah masing-masing setelah kerja beraktivitas mengemban amanah dari pagi tadi. tapi, bagaimana bisa melewati momen menakjubkan ini?! 

Aku menghentikan pandangan dan pikiran sejenak, menikmati lukisan alam yang coraknya tidak bisa kutemui lagi di hari sebelumnya atau di hari yang akan datang. 
Mengitari seluruh pandangan ke halaman luas terbentang itu dari kanan ke kiri, dari bawah ke atas. Keberadaan sawah itu menambah kesan luasnya pandangan yang dapat ku jangkau, walaupun tentu saja lebih luas lagi dunia ini. 
Mengagungkan Sang Pencipta Karya ini di tiap helaan nafas saat paru-paru ini menghabiskan dan mengisi penuh udara yang dihirup. 
Pada tahun ini, kesempatan untuk menghirup udara sejuk dan sebanyak-banyaknya di lingkungan luas, cukup sulit bukan? Saat itu, kumanfaatkan sepuasnya!

Ah, pemandangan ini ternyata bisa kutemukan didekatku ya..
Ah, aku bisa melihatnya dengan mata kepalaku sendiri...
Ah, lihat itu...
Bagaimana bisa gunung di depan itu terlihat seperti transparasinya berkurang,
Bagaimana bisa ada kombinasi warna indah seperti ini di sore hari,
Bagaimana bisa aku baru menemukan keindahan ini setelah 4 tahun aku disini.
Masya Allah, Subhanallah..
Aku tak tahu apa yang harus aku katakan lagi dalam lubuk hati ini kala itu, namun ada suatu yang menggelitik dalam hati.

Abstrak alam terindah di tahun ini.
Subhannallah..

-------

25.09.2020
Sebulan kurang satu hari setelah bertambahnya umurku, alias semakin dekat dengan jatah hidupku. Agenda yang sudah kuputuskan untuk ku ikuti beberapa pekan terakhir itu, selalu berakhir di waktu-waktu gradasi ini muncul. Setelahnya temanku dan aku sedikit jalan-jalan dengan kendaraan motornya sebelum maghrib datang, mengitari jalan yang tidak perlu melewati lampu merah, keluar sebentar sebelum pulang, begitu.

Sudah beberapa kali kami melewati jalan ini, tapi entah kenapa selalu di saat aku tidak membawa handphone ku. seperti aku diarahkan untuk nikmati saja ini semua, tidak perlu difoto atau direkam. nikmati ini saja di mata dan hatimu, seperti itu rasanya. Dan kala itu, akhirnya aku membawa handphone ku, dan bersegeralah aku mengabadikan karya ciptaan Sang Maha Pemilik Segalanya ini.

Sudah, sudah cukup ku mengambil gambarnya, waktunya menikmati ini semua.
Semakin lama, garis garis itu semakin kuat, semakin jelas, semakin indah mengukir langit.
Dan tak terasa semakin gelap, terdengar dari kejauhan suara adzan, waktunya maghrib. Subhanallah
Mengambil udara, memenuhi kapasitas paru-paru dan menghembuskannya, sekuat-kuatnya untuk terakhir kali.

'huuuu... aaahhh.. yuk ah, waktunya mencari masjid'

-------

Setelah mengabadikan apa yang kulihat lewat gambar, kuingin mengabdikan secara baik apa yang kurasakan lewat kata yang kutulis.
ya, mumpung ingat. biar selalu ku ingat rasa syukur yang kurasakan saat itu.

-bit.

Comments

Popular Posts